Kebutuhan Penyuluhan Agroforestri untuk Rehabilitasi Lahan di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Indonesia

Tujuan penelitian ini adalah menyediakan informasi dasar tentang kebutuhan penyuluhan agroforestriuntuk mendukung tercapainya tujuan-tujuan proyek agroforestri dalam rehabilitasi lahan di SumbaTimur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu menerapkan pendekatan agroforestri dalam 2-3 tahun mendatang, khususnya di Kecamatan Haharu (wilayah dengan kondisi alam paling kritis diSumba Timur), dan di Kabupaten Sumba Timur pada umumnya. Penelitian ini menggunakan metodeDiskusi Kelompok Terfokus (FGD) dengan masyarakat di 3 desa di Kecamatan Haharu (Wunga,Rambangaru dan Kadahang) dan dengan petugas penyuluh di tingkat kecamatan, untuk mengumpulkaninformasi tentang kebutuhan penyuluhan agroforestri dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalamrehabilitasi lahan di Kecamatan Haharu. Selain itu, wawancara tokoh kunci dilakukan dengan dinasterkait (Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan dan Dinas Kehutanan) serta lembaga non pemerintah(Wahana Visi Indonesia, Yayasan Tananua dan Lutheran World Relief), untuk memperoleh masukanmengenai hambatan-hambatan yang dihadapi dalam upaya rehabilitasi lahan di Kecamatan Haharu danpotensi jenis-jenis kegiatan penyuluhan agroforestri yang terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwahambatan utama terhadap rehabilitasi lahan adalah kurangnya sumber air, rendahnya kesuburan tanah,gangguan ternak, bahaya kebakaran, kurangnya pendampingan untuk memastikan keberlanjutanprogram penanaman pohon, serta keterbatasan bibit berkualitas. Berdasarkan hambatan-hambatantersebut, kebutuhan penyuluhan agroforestri diidentifikasi dan dibahas dalam tulisan ini. Sekolahlapang agroforestri merupakan pilihan utama pendekatan penyuluhan yang diusulkan petani untukmeningkatkan pengetahuan dan kapasitas mereka dalam mengelola kebun dan rehabilitasi lahan diKecamatan Haharu. Diintegrasikan dengan sekolah lapang agroforestri, demplot (kebun contoh)agroforestri diharapkan dapat dibangun dan dikembangkan di setiap kampung dalam 2-3 tahunmendatang sebagai media interaktif untuk belajar tentang praktik agroforestri yang akan bermanfaatbagi rehabilitasi lahan di Haharu. Jenis sistem agroforestri yang dapat dikembangkan dalam demplotditentukan berdasarkan kombinasi jenis tanaman prioritas dan yang diminati petani. Petugaspenyuluhan dan petani harus bekerjasama secara intensif untuk memastikan petani dapat berpartisipasidan belajar selama proses perencanaan, pembuatan, dan pengelolaan demplot.

Resilient Landscapes is powered by CIFOR-ICRAF. Our mission is to connect private and public actors in co-beneficial landscapes; provide evidence-based business cases for nature-based solutions and green economy investments; leverage and de-risk performance-driven investments with combined financial, social and environmental returns.

2024 All rights reserved    Privacy notice